Turuti Kata Emak

Perayaan Idul Fitri 1444 H tahun ini tidak bersamaan. Kami termasuk yang merayakannya di hari Jumat, 21 April 2023. Saya mengajak anak-anak mudik H-1 selepas sholat Asar. Tujuan kami adalah desa kelahiran alm. ayah anak-anak, Brangsi-Laren, Lamongan. Tidak jauh dari Surabaya. Perjalanan sekitar 2 jam dari rumah kami di Sidoarjo jika lancar. Hari itu kami dijemput Mas Dendi, keponakan dari pihak suami. Sekitar pukul dua siang, Mas Dendi sampai di rumah kami. Saya biarkan dia beristirahat sejenak sembari menunggu azan Asar. Menjelang pukul 15.30 kami berangkat. Continue reading “Turuti Kata Emak”

Melasma

sumber: https://mydoctors.id/melasma/

Satu hal yang sampai saat ini mengganjal pikiran saya adalah melasma. Melasma adalah kondisi kulit yang berwarna lebih gelap dibanding area sekitarnya. Biasanya terjadi di wajah, seputar pipi, jembatan hidung, dan dagu. Wanita lebih rentan mengidap melasma.  Melasma disebabkan kulit memproduksi melanin lebih banyak sehingga menyebabkan hiperpigmentasi. Salah satu penyebabnya adalah karena terlalu sering terpapar sinar matahari. Tidak rajin merawat diri. Bisa juga hormonal dan keturunan.  

Saya menyadari penuh hal ini. Dulu, saya termasuk orang yang cukup rajin membersihkan wajah dari kotoran setelah seharian beraktivitas. Meninggalnya suami karena Covid-19 menjadi salah satu pemicu malasnya saya merawat wajah. Hari-hari saya gloomy. Tidak bergairah sama sekali. Saya tidak bisa menyalahkan diri saya karena saat itu saya memang sangat desperate. Semuanya serba tiba-tiba. Continue reading “Melasma”

Literasi Tiada Henti

Para pegiat literasi dan buku hasil karyanya. Saya tidak ada karena saya yang motret. Hehehe

Tergabung dalam sebuah komunitas bagi seorang penulis adalah hal yang sangat penting. Di dalam komunitas, kita tumbuh dan berkembang.  Saling belajar. Saling mengisi. Saling menyemangati.  Paling tidak,  saling mengintip.  Jangan berpikiran negatif dulu. Mengintip apa yang dilakukan teman dalam proses kreatif menulisnya. Mengintip “gosip-gosip intelektual” di grup. Mengintip ide-ide kreatif yang tak jarang memunculkan komentar: kok bisa ya menulis seperti itu? Continue reading “Literasi Tiada Henti”

Dua Buku untuk Babak Baru

Alhamdulillah, akhirnya saya bisa mewujudkan buku ini- Cinta dalam Kenangan. Buku yang saya tulis dengan air mata saat itu. Mengingatkan saya pada banyak hal. Gelombang Covid-19 yang ganas. Memangsa siapa saja. Tidak pandang bulu. Anak-anak sampai orang tua, laki-laki maupun perempuan, yang dirawat di rumah atau di rumah sakit. Istri kehilangan suami, anak kehilangan orang tua. Begitu sebaliknya. Setahun saya menulisnya. Ini menjadi buku terlama yang saya tulis. Biasanya saya butuh waktu sekitar tiga bulan untuk menulis sebuah buku (sudah termasuk riset di dalamnya). Di balik buku ini pun tersimpan selaksa cinta, ketangguhan, persaudaraan, harapan, kenangan, kepasrahan, dan tentu saja-abadinya sebuah kerinduan.

Di Facebook ini pula saya juga sering berbagi tulisan yang akhirnya menjelma buku yang satu ini- Jalan Panjang Menuju Guru Penggerak. Kumpulan tulisan pergulatan panjang saya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan kedua. Sembilan bulan kami harus berjibaku dengan materi untuk dipelajari,  tugas-tugas yang harus dipenuhi deadlinenya agar bercentang biru.  Harus pandai berbagi waktu antara menyiapkan pembelajaran dan tugas-tugas rumah tangga.

Saya membagi buku ini pada teman-teman guru penggerak sebagai pengikat persaudaraan. Buku ini pun cukup membantu teman-teman saya yang sedang mengikuti pendidikan guru penggerak. Semacam spil tugas gitu. (hehehe) Oya, buku ini sudah melanglang buana ke berbagai tempat karena saya membaginya pada hampir setiap tamu yang berkunjung ke SMP Al Hikmah Surabaya- tempat saya bekerja.

Nah, kedua buku ini  menjadi sangat istimewa karena saya akan membawanya ke Yogjakarta besok untuk mengikuti Kopdar Komunitas Menulis Rumah Virus Literasi (RVL) asuhan dosen S1 saya sekaligus pegiat literasi UNESA, Much. Khoiri. Kopdar pertama ini akan diselenggarakan pada tanggal 21-23 Oktober 2022.

Bagi seorang penulis, pertemuan seperti ini menjadi sangat penting karena bisa “ngluru” ilmu pada penulis senior. Bertemu dan bercengkerama dengan mereka yang biasanya hanya dilakukan secara maya. Saling berbagi dan bertukar buku. Tidak kalah pentingnya adalah membangun jejaring.

Bagi saya, laku literasi ini sudah bukan ranah diri pribadi melainkan institusi. Bagaimana kita mampu menularkan virus menulis pada orang-orang terdekat kita. Teman-teman guru, anak-anak didik kita, bahkan para pimpinan di atas kita agar mulai tergerak untuk menulis buku. Buku menjadi legacy-warisan yang tidak ternilai harganya.

Selain itu, kedua buku ini menjadi penanda saya mengakhiri satu babak dalam hidup untuk memulai suatu babak yang baru.  Thank you Allah for blessing me until today. Terima kasih pada teman-teman yang sudah mendoakan agar saya mendapat kebarakahan di umur yang tersisa. Berkurang lagi satu tahun umur ini. Doa-doa terbaik saya untuk sahabat-sahabat semua. Semoga selalu sehat dan bahagia.

 

Sidoarjo, 20 Oktober 2022

Tiket ke Yogyakarta

Alhamdulillah. Akhirnya saya punya tiket ke Yogya. Tiket itu berupa buku tunggal yang saya tulis saat menjalani Pendidikan Guru Penggerak (PGP) selama sembilan bulan. Durasi waktu yang tidak bisa dibilang pendek itu menawarkan sejumlah tantangan. Apalagi saat menjalani pendidikan, guru tidak boleh meninggalkan tugas utamanya di sekolah-mengajar. Tantangan demi tantangan yang ada bisa saya selesaikan dengan baik. Semuanya saya tuliskan sedikit demi sedikit di blog. Menabung tulisan, begitu beberapa teman penulis mengistilahkan.

Kumpulan tulisan tersebut akhirnya menemui takdirnya menjadi buku. Buku berjudul Jalan Panjang Menuju Guru Penggerak berisi refleksi saya terhadap tugas-tugas yang diberikan, rencana aksi, dan laporan aksi nyata yang kami lakukan sebagai calon guru penggerak. Sebuah aksi yang barangkali kecil tetapi jika dilakukan secara masif tentu akan berdampak. Buku inilah yang akan membawa saya ke Yogyakarta. Sebenarnya, buku ini sudah siap sejak awal tahun lalu namun karena gonjang-ganjing ISBN di negeri ini saya harus menunggu sekitar 6 bulan. Alhamdulilah, jika Allah menghendaki saya akan ke Yogjakarta dengan tiket buku ini. Kok bisa? Begini ceritanya. Continue reading “Tiket ke Yogyakarta”

Drakor

sumber: cnnindonesia.com

Saya termasuk orang yang jarang menonton televisi. Dalam kondisi normal, televisi di rumah jarang dinyalakan. Yang saya maksud dengan kondisi normal adalah 5 hari kerja, 8 jam sehari plus 1-2 jam pengembangan diri. Ikut kelas-kelas online, webinar, menikmati podcast, membaca buku, menulis, dan sesekali menyapa komunitas. Kalau sedang ada side hustle ya ngerjakan itu.  Pekerjaan sampingan. Ritmenya seperti ini. Pagi sampai sore kerja. Sepulang kerja istirahat sebentar, nyiram bunga, bersih diri, sholat, makan, santai sejenak lanjut ngerjakan proyekan. Kalau sedang tidak ada proyekan saya lebih memilih tidur. Continue reading “Drakor”

Lulus

sumber: dokpri

Berhasil… berhasil….berhasil…. horeee!!!

Kalau Anda pecinta film animasi anak Dora the Explorer pasti ingat lagu itu. Setiap selesai melakukan misinya, gadis berponi ini selalu berteriak seperti di atas. Penuh keceriaan dan rasa bahagia. Perasaan inilah yang menggambarkan para Calon Guru Penggerak (CGP)  Angkatan 2 yang kemarin dinyatakan lulus dari Pendidikan Guru Penggerak (PGP) selama 9 bulan. Alhamdulillah. Hanya karena rahmat Allah semua ini terjadi.

Dari 3140 orang CGP yang berasal dari 71 kabupaten/kota di 23 provinsi ada 3004 CGP yang lulus. Sekitar 131 orang tidak bisa melanjutkan pendidikannya karena sakit, meninggal, pindah tugas, dan 5 orang dinyatakan tidak lulus. Demikian sambutan DR. Praptono, Direktur Kepala Sekolah Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan dalam acara penutupan PGP Angkatan 2 kemarin (Rabu, 19 Januari 2022). Continue reading “Lulus”

Panen Karya di Lokakarya 7 (1)

 

Bersama fasilitator dan para tamu, Bu Mamik dari Dinas Pendidikan Surabaya

Tidak terasa sudah berjalan delapan bulan Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 2 yang kami ikuti. Bulan ini ada Lokakarya 7 yang menjadi momen spesial bagi kami karena agendanya panen karya. Menurut Pengajar Praktik saya-Pak Mifta Churohman-konsep panen karya ini serupa dengan konsep “mitoni” pada ibu hamil di adat tradisional Jawa.

Kata “mitoni” berasal dari kata “pitu” atau tujuh. Namun ada juga yang mengartikan “pitu” itu sebagai “pitulungan” alias pertolongan. Esensi mitoni adalah memohon doa pertolongan agar ibu dan bayi yang ada dalam kandungan selalu dalam kondisi yang baik. Bayi yang dilahirkan menjadi pribadi yang baik dan berbakti tentunya.

Dengan analogi yang sama, Lokakarya 7 pada dasarnya adalah memohon pertolongan agar guru-guru penggerak tetap menjaga semangat dan niat tulusnya dalam menjalani pendidikan. Setelah diwisuda kelak dan berakhirnya program pendidikan diharapkan mereka menjadi penggerak-penggerak yang berkepribadian baik dan berbakti pada bangsa. Indikatornya adalah menggerakkan teman-teman guru lainnya. Tujuannya satu, memberikan pendidikan dan pengajaran yang lebih berpihak pada murid agar tujuan pendidikan mewujudkan well-being students bisa terealisiasi dengan sempurna.

Lokakarya 7 dilaksanakan pada hari Jumat-Sabtu, 12-13 November 2021 di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya. Forum ilmiah dilaksanakan di hari pertama sementara pameran hasil karya dilaksanakan di hari kedua. Kami harus menginap karena harus menyiapkan segala hal terkait pameran keesokan harinya. Kami mendisplay semua karya yang telah kami lakukan selama perjalanan mengikuti PGP ini. Masing-masing kelompok akan memamerkan hasil karya mereka berdasarkan salah satu  Modul dalam PGP ini.

Ada tiga modul dalam PGP. Modul 1 Paradigma dan Visi Guru Penggerak, Modul 2 Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid, dan Modul 3 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah. Kelompok saya kebagian peran menampilkan Modul 2. Dalam modul 2 ini ada 3 bagian di antaranya pembelajaran  berdiferensiasi, pembelajaran berbasis sosial emosional, dan coaching. Jadi, kami harus memamerkan semua hasil karya kami, karya murid-murid kami di lingkup modul 2. Selain pameran ada juga kelas berbagi yang dihadiri para kepala sekolah dan pimpinan lainnya sebagai sarana diseminasi.

Karena kesibukan masing-masing guru maka koordinasi dilakukan intens secara online. Baru ketika mendekati Hari H karena bertemu secara offline untuk mengelola pameran ini. Hari Senin kami merapatkan diri, berbagi tugas dan tanggung jawab.  Setelahnya semua anggota kelompok bergerak cepat karena waktu yang tidak panjang.

Dalam tiga hari kami harus menyelesaikan semuanya. Mendesain stand, mengumpulkan alat-alat dan media yang dibutuhkan, membuat portofolio dengan cara mencetak semua tugas-tugas kami yang ada di lms PGP, mendesain dan mencetak banner, brosur, mengumpulkan video pembelajaran, video kegiatan dan mem-barcode-nya, menyiapkan suvenir bagi pengunjung (suvenir ini harus karya siswa di sekolah),  dan sebagainya. It’s really hard day for us karena kami masih harus mengajar di siang harinya. But it’s really exciting.

Sebenarnya kami berencana menyusun antologi perjalanan kami mengikuti PGP ini namun karena waktu yang tidak cukup sehingga buku tersebut belum terealisasi. Semoga saja kami benar-benar bisa mewujudkan saat wisuda nanti. Mengikat kenangan dalam bentuk tulisan.

Saat hari H, selepas forum ilmiah kami harus menyiapkan stand. Dengan bahu membahu akhirnya stand bisa selesai pada pukul 11 malam. Kami harus beristirahat agar keesokan harinya bisa melaksanakan tugas pameran dengan baik.

Apa yang terjadi di pameran? Akan saya tuliskan pada bagian ke dua Panen Karya besok. Semoga.

Sidoarjo, 15 November 2021

DEAR, Drop Everything And Learn

Beberapa tahun silam sebelum Gerakan Literasi Sekolah semarak saya pernah melaksanakan praktik-praktik literasi terkait pembelajaran bahasa Inggris dalam bungkus Extensive Reading (ER). ER ini berbeda dengan Intensive Reading (IR).

IR adalah apa yang biasa kita lakukan di ruang kelas. Guru memberikan bacaan yang sama pada murid. Mereka wajib membaca teks yang sama dan mengerjakan latihan-latihan soal yang mengiringinya. ER sebaliknya. Guru memberikan bacaan yang berbeda pada murid sehingga mereka membaca teks yang berbeda. Mereka membacanya di luar jam pembelajaran. Bisa pada saat istirahat, saat menunggu jemputan, saat rehat di rumah, dalam perjalanan, dan kesempatan-kesempatan lainnya. Mereka bisa memilih bacaan yang mereka senangi sehingga membaca benar-benar menjadi aktivitas yang menyenangkan. Reading for pleasure. Continue reading “DEAR, Drop Everything And Learn”

Mengintip Kurikulum Paradigma Baru

CP, TP, dan ATP

Beberapa waktu yang lalu seorang teman penerbit menawari saya bergabung menulis buku ajar berdasarkan Kurikulum Sekolah Penggerak (KSP) untuk mengikuti penilaian. Beliau memberi saya beberapa file terkait KSP. Di saat yang sama, di grup  Whatssap Guru Penggerak kelompok saya terjadi diskusi hangat tentang KSP ini. Pengajar Praktik saya-Pak Mifta Churohman– membagikan beberapa file yang melengkapi file-file yang saya terima dari teman penerbit di atas.

Dalam diskusi tersebut, fasilitator saya– Ibu Anastasia Moertodjo–mengatakan sekolah yang lolos sebagai sekolah penggerak memang menerapkan kurikulum ini. Bahkan di tahun-tahun mendatang akan diberlakukan sebagai kurikulum baru. Belum ada namanya sih tapi untuk sementara diberi nama Kurikulum Paradigma Baru. Semakin penasaran saya. Continue reading “Mengintip Kurikulum Paradigma Baru”